Obesitas (kegemukan) pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan dampak yang signifikan bagi kesehatan fisik kesehatan jiwa dan sosial anak. Faktor asupan energi (baik dari karbohidrat maupun lemak), aktivitas fisik, gaya hidup, dan lingkungan memiliki peran penting dalam meningkatnya prevalensi obesitas di seluruh dunia.
"Obesitas pada anak salah satunya dipicu oleh kurangnya aktivitas fisik yang dilaksanakan seorang anak," kata DR. Dr. Budi Iman Santoso Sp.OG (K) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)/RS Dr. Cipto Mangunkusumo, di Jakarta, Rabu (21/1/2015).
Ia menuturkan, anak yang sudah terkena obesitas memang cenderung malas bergerak karena berat tubuhnya.
"Orang tua sebaiknya memotivasi mereka, karena gaya hidup sehat menghasilkan performa fisik yang baik, dan dapat membantu mencegah dan mengatasi obesitas pada anak," katanya.
Untuk menyeimbangkan cairan berupa keringat yang keluar saat beraktivitas fisik, pastikan bahwa anak-anak terhidrasi dengan baik saat melakukan aktivitas tersebut.
Data dari United Nations Children’s Fund (UNICEF) dalam World Children Report tahun 2012, Indonesia diketahui menempati urutan pertama negara dengan tingkat obesitas pada anak tertinggi di wilayah ASEAN, yaitu sebanyak 12,2 persen.
Presentase tersebut jauh diatas negara-negara wilayah Asia Tenggara lainnya yang juga memiliki masalah obesitas adalah Thailand sebanyak 8%, Malaysia 6%, Vietnam sebanyak 4,6% dan Filipina 3,3%.
Thursday, January 22, 2015