Menu Melayang

Wednesday, March 28, 2012

Konferensi Tingkat Tinggi Keamanan Nuklir 2012

Konferensi Tingkat Tinggi Keamanan Nuklir 2012 berakhir, Selasa (27/3/201), dan Korea Selatan bisa dibilang sukses sebagai tuan rumah. KTT prestisius itu dihadiri 53 pemimpin negara, lebih banyak dari KTT Keamanan Nuklir I 2010 di Washington yang dihadiri 47 pemimpin negara. KTT itu juga melibatkan 5.000 delegasi dan 3.700 jurnalis dari seluruh dunia. Tentu tidak mudah mengorganisasikan konferensi yang disebut-sebut terbesar dalam sejarah Korsel.

KTT Nuklir berlangsung di gedung Coex, Seoul. Gedung itu biasa digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan internasional. Tak kurang dari 200 pameran dan 2.500 konferensi internasional digelar di sana setiap tahun. KTT G-20/2010 juga dilaksanakan di gedung itu. Pengamanan selama KTT memadai. Hanya delegasi, media, dan panitia yang teregistrasi yang dapat masuk ke lokasi itu.

Sarana konferensi juga tergolong lengkap dan terawat baik. Petugas di pusat media sigap membantu peserta yang memerlukan bantuan. Mereka pun sangat ramah. Selain kelengkapan standar seperti akses internet, ruang konferensi pers, serta makanan dan minuman untuk memenuhi kebutuhan wartawan, yang unik dari pusat media itu adalah keberadaan gerai pameran. Di gerai yang tersedia, panitia sepertinya berusaha mempromosikan ”wajah” Korea kepada pewarta dari penjuru dunia.

Korea Post, perusahaan penyedia layanan pengiriman surat di Korsel, membuka layanan penulisan nama dengan menggunakan huruf aksara khas Korea yang disebut Han-geul. Di situ pengunjung dipersilakan menuliskan namanya dalam huruf Latin. Selanjutnya, seniman kaligrafi di gerai itu menggoreskan tinta menggunakan kuas, menuliskan nama yang diminta, pada secarik kertas. Ini untuk kenang-kenangan saya pernah ke Korea,” kata salah satu wartawan Indonesia yang senang dengan layanan cuma-cuma itu.

Informasi mengenai gerai itu pun menyebar di hampir seluruh wartawan Indonesia. Malah ada wartawan meminta dituliskan nama istri dan anaknya sebagai oleh-oleh. Gerai Seoul Metropolitan Government juga menarik perhatian. Selain memberi informasi seputar budaya dan tempat wisata Korea, gerai itu juga menyediakan pakaian tradisional yang disebut dengan Hanbok. Pengunjung bisa berpose menggunakan pakaian itu, tanpa dipungut biaya. Mereka juga memberikan cendera mata berupa buku-buku sejarah Korea, perekonomian, dan budayanya.

Promosi tempat-tempat wisata di Seoul juga dilakukan panitia melalui program city tour. Mereka menyediakan bus yang akan mengantar jurnalis dari berbagai pelosok dunia, yang ingin berwisata selama lebih kurang dua jam di sela-sela pelaksanaan KTT. Juga tersedia jasa pemotretan digital yang hasil cetakannya menyerupai lukisan cat minyak. Hasil jepretan seukuran kartu pos itu dimasukkan dalam bingkai bertuliskan Nuclear Security Summit 2012. Gerai ini dipadati jurnalis karena hasil cetakannya unik dan diberikan kepada pengunjung secara cuma-cuma.

Wajah penguasaan teknologi nuklir Korsel juga terlihat dari gerai Korea Nuclear Security. Di sana dapat diperoleh informasi seputar bagaimana Korsel mengelola keamanan 21 pembangkit listrik tenaga nuklir. Gerai yang juga menarik perhatian adalah Global Gang-Nam. Gerai itu menyediakan jasa terapi pijat tradisional Korea hingga layanan operasi plastik dari Medical Korea Gangnam.

Gangnam merupakan kota satelit di Seoul yang dikenal sebagai ”surganya” operasi plastik. Sejumlah artikel menyebutkan ada ratusan klinik di sana yang melayani operasi plastik. Selain mutunya yang baik, biaya yang ditawarkan bersaing. Operasi plastik umum dilakukan kaum muda Korsel. Bahkan, ada semacam kebiasaan di kalangan menengah ke atas, orangtua memberikan hadiah ulang tahun berupa operasi plastik kepada anaknya yang menginjak dewasa. Artis-artis boyband dan girlband di Korsel juga banyak yang melakukan operasi plastik.

Layanan operasi plastik di sana cukup terkenal hingga mancanegara. Mereka mengemas daya tarik operasi plastik ini dalam paket-paket wisata kesehatan. Bahkan, di ajang KTT itu Medical Tourism Gangnam menawarkan paket operasi plastik yang beragam, dengan biaya ribuan hingga puluhan ribu won, atau sekitar ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah. Dalam pameran ini mereka juga memberikan potongan biaya sekitar 20-30 persen, dengan waktu operasi relatif singkat, mulai dari satu jam. Korsel sadar betul mata dunia tertuju kepada mereka. Ribuan jurnalis yang hadir bisa menjadi ”humas” jika mereka memberikan informasi dan pelayanan yang baik.

Blog Post

Related Post

Chat WA

Back to Top

Cari Artikel

Postingan Populer